I.
MENGENAL
GUNUNG
pada
garis besar gunung terbagi menjadi 2, yaitu gunung berapi/aktif dan tidak
aktif. Berdasar bentuknya dibagi menjadi :
1.
Gunung berapi perisai (Gunung berapi lava) ==> spt
perisai
2.
Gunung berapi strato
3. Gunung berapi
maar ==> Gunung berapi yang meletus sekali dan segala aktivitas vulkanisme
terhenti.yang tinggal hanya kawahnya saja.
I.1 MACAM DAN TINGKAT PENDAKIAN GUNUNG
Macam
pendakian , yaitu pendakian gunung bersalju (es) dan gunung batu.keduanya
mambutuhkan persiapan dan perlengkapan yang matang. menurut Club
"Mountaineers", seatle Washington , dasar pembagian tingkat pendakian ada dua cara. berdasar kesulitan
teknis yang dihadapi ( class)
- class 1 : lintas alam tanpa bantuan tangan
- class 2 : dibutuhkan bantuan tangan .
- class 3 : pendakian yang mudah memerlukan kaki dan tangan dalam mendaki. tali mungkin dibutuhkan oleh pemula.
- class 4 : pendakian memerlukan tali pengaman
- class 5 : dibutihkan tali dan pengaman peralatan lain seperti : pito , runner , chocks dll
- class 6 : mandaki dengan tali dengan peralatan bantuan sepenuhnya berpijak diatas paku tebing, memenjat rantai sling atau mengunakan stirupss
Berdasar semua
faktor yang menentukan tingkat kesukaran dalam pendakian dan kewajiban
yangharus dipenuhi dalam medan pendakian (grade)
- Grade I : bagian yang sukar dapat ditempuh dalam beberapa jam
- Grade II : bagian yang sukar ditempuh dalam setengah hari
- Grade III: bagian yang sukar ditempuh dalam sehari penuh
- Grade IV : bagian yang sukar ditempuh dalam sehari penuh dan memerlukan bantuan lereng lereng sempit untuk bisa naik
- Grade V : bagian yang sukar ditempuh dalam waktu 1,5-2,5 hari
- Grade VI : bagian yang sukar ditempuh dalam waktu 2 hari atau lebihdan dengan banyak sekali kesulitan.
I.2 PERSIAPAN
MENDAKI GUNUNG
Persiapan
umum untuk mendaki gunung antara lain kesiapan mental , fisik, etika,
pengetahuan dan ketrampilan. Perencanan pendakian hal hal yang perlu diperhatikan dlm
perencanaan pendakian :
- Mengenali kemampuan diri dalam tim dalam
- Menghadapi medan mempelajari medan yang akan ditempuh teliti rencana pendakian dan rute yang akan ditempuh
- Secermat mungkin pikirkan waktu yangdigunakan dalam pendakian
- Periksa segala perlengkapan yang akan dibawa Perlengkapan Dasar
A. PERLENGKAPAN JALAN (UNTUK MEDAN GUNUNG HUTAN)
1.
Sepatu
Mempunyai kegunaan sesuai dengan kebutuhan perjalanan. Sesuai dengan
bentuk dan ukuran kaki Harus kuat untuk pemakaian yang berat
Untuk medan gunung hutan diperlukan
sepatu :
- Melindungi telapak kaki sampai mata kaki
- Kulit tebal, tidak mudah sobek
- Lunak bagian dalam, masih memberikan ruang bagi gerak kaki
- Keras bagian depannya, untuk melindungi jari kaki (tidak dianjurkan memakai sepatu pekerja tambang, yang bagian depan sepatu sangat keras karena dilapisi dengan besi, selain berat juga akan merusak jari kaki jika ada perubahan suhu)
- Bentuk sol bawahnya harus dapat menggigit tanah ke segala arah dan cukup kuat.
- Ada lubang ventilasi, yang bersekat halus sehingga air dan udara lewat untuk pernafasan kulit telapak kaki.
2.
Kaus Kaki
Yang perlu diperhatikan : menyerap keringat. Gunanya :
·
Melindungi kulit kaki dari pergesekan dengan
kulit sepatu.
·
Menjaga agar kulit kita tetap dapat bernafas.
·
Menjaga agar kaki tetap hangat pada daerah yang
dingin.
3.
Celana Jalan
Yang perlu diperhatikan :
- Kuat, lembut
- Ringan
- Tidak mengganggu gerakan kaki, jahitannya cukup longgar
- Praktis
- Terbuat dari bahan yang menyerap keringat
- Mudah kering, bila basah tidak menambah berat
- Bahan celana yang terbuat dari katun cukup baik, tidak terlalu tebal, tahan duri, mudah kering.
4.
Baju Jalan
Yang perlu diperhatikan :
- Melindungi tubuh dari kondisi seikitar
- Kuat
- Ringan
- Tidak mengganggu pergerakan
- Terbuat dari bahan yang menyerap keringat
- Praktis
- Mudah kering
5.
Topi Lapangan
Yang perlu diperhatikan :
- Melindungi kepala dari kemungkinan akibat duri
- Melindungi kepala dari hujan, terutama kepala bagian belakang.
- Harus kuat dan tidak mudah robek, untuk medan gunung hutan dianjurkan memakai topi rimba atau semacam topi Jepang.
6.
Sarung Lapangan
Yang perlu diperhatikan :
- Sebaiknya terbuat dari kulit
- Bentuknya sesuai dengan tangan kita
- Tidak kaku, artinya tidak menghalangi gerakan tangan.
7.
Ikat Pinggang
Pilihlah yang terbuat dari bahan yang kuat, dengan kepala yang tidak
terlalu besar tetapi teguh. Selain menjaga agar celana tidak kendur, juga untuk
meletakan alat-alat yang perlu cepat dijangkau seperti pisau pinggang, tempat
air minum, tempat alat-alat P3K, dll.
8.
Ransel / Carrier
·
Ringan, Sejauh mungkin tidak merupakan tambahan
beban yang berlebihan, terbuat dari bahan yang water proof.
·
Kuat, harus mampu membawa beban dengan aman,
berdaya tahan tinggi, tidak mudah robek, jahitannya tidak mudah lepas,
zippernya cukup kokoh, dsb.
·
Nyaman dipakai, dianjurkan agar memakai ransel
yang mempunyai rangka, agar berat beban merata dan seimbang. Selain itu juga
membuat kenyamanan karena adanya ventilasi antara tubuh/punggung dengan ransel.
·
Praktis, kantung-kantung tambahan serta
pembagian ruangan akan memudahkan untuk mengambil barang-barang tertentu.
9.
Peralatan navigasi
·
Kompas,
·
peta,
·
penggaris segitiga,
·
busur derajat,
·
pensil, dll.
10. Lampu
Senter
Dengan bola lampu dan baterai cadangan
11. Peluit
12. Pisau
·
Pisau saku serbaguna (multi blade) seperti
Victorinox
·
Pisau pinggang
·
Golok tebas
B. Peralatan
Tidur
- Satu set pakaian tidur
- Kaus kaki untuk tidur
- Sleeping bag
- Matras
- Tenda/ponco/flysheet untuk bivak
C. Perlengkapan
Masak dan Makan
- Alat-alat makan
- Alat pembuat api (lilin, spirtus, dll)
- Kantung air / tempat air
MENYUSUN
PERLENGKAPAN KEDALAM RANSEL/CARRIER (PACKING)
- Nyaman, efisien, selain secara langsung ditentukan oleh desain ransel, juga banyak dipengaruhi cara menyusun barang (packing) kedalam ransel.
- Tempatkanlah barang-barang yang lebih berat setinggi dan sedekat mungkin dengan badan. Barang-barang yang relatif lebih ringan (sleeping bag, pakaian tidur) ditempatkan dibagian bawah.
- Letakkan barang yang sewaktu-waktu diperlukan diletakkan dibagian atas atau diletakkan dikantung-kantung luar ransel (ponco, P3K, kamera, dll).
- Kelompokan barang-barang dan masukkan kedalam kantung-kantung plastik yang tidak tembus air, terutama pakaian tidur / cadangan, pakaian dalam, buku-buku, dll.
PERENCANAAN
PERBEKALAN
Dalam
perencanaan perjalanan, perencanaan perbekalan merupakan salah satu hal yang
perlu mendapat perhatian khusus. Beberapa hal yang perlu diperhatikan :
- Lamanya perjalanan yang akan dilakukan
- Aktifitas apa saja yang akan dilakukan
- Keadaaan medan yang akan dihadapi (terjal, sering hujan, dsb).
Sehubungan
dengan keadaan diatas, ada beberapa syarat yang harus diperhatikan dalam
merencanakan perjalanan:
- Cukup mengandung kalori dan mempunyai komposisi gizi yang memadai.
- Terlindung dari kerusakan, tahan lama, dan mudah menanganinya.
- Sebaiknya makanan yang siap saji atau tidak perlu dimasak terlalu lama, irit air dan bahan bakar.
- Ringan, mudah didapat
- Murah
PERLENGKAPAN
PERORANGAN :
1. Carrier /
Ransel
2. Matras
3. Rain coat /
ponco
4. Sleeping Bag
5. Perlengkapan
makan & minun
6. Baju hangat /
jaket + baju ganti (cadangan)
7. Sepatu gunung
+ kaos kaki cadangan
8. Senter
(Baterai + bohlam cadangan)
9. Kupluk + topi
rimba, sarung tangan
10. Obat-obatan
pribadi
11. Kompas,
webbing, tali
12. Logistik
13. Lilin
14. Pisau
serba-guna / Victorinox
PERLENGKAPAN
TEAM :
1. Tenda
2. Peralatan
masak
3. P3K
4. Trash Bag
5. Golok Tebas
BAHAYA DI
PEGUNUNGAN
Bahaya di
pegunungan dibedakan menjadi :
a. Bahaya
subyektif, disebabkan oleh orang yang mendaki gunung sendiri.
b. Bahaya
obyektif, disebabkan oleh gunung atau lapangan/alam itu sendiri.
Dalam
praktek tidak mungkin mengadakan perbedaan eksas (pasti), karena banyak terjadi
bahaya yang obyektif dibandingkan dengan bahaya subyektif, apabila orang
melakukan kesalahan dan tidak ingat akan bahaya tersebut.
Barangsiapa sebelumnya mengetahui
bahaya-bahaya yang obyektif seperti :
1. Kejatuhan
batu
2. daerah-daerah
yang berbahaya
3. petir
4. kabut
5. udara yang
mendadak menjadi buruk
Maka dia akan
dapat menghindari (tidak tentu) bahaya-bahaya tersebut.
Barangsiapa pada
waktu akan terjadi bahaya, dengan cepat dan dengan cara yang benar
menghindarkan diri dari bahaya-bahaya tersebut, ada harapan untuk hidup lama di
pegunungan.
Bahaya-bahaya yang subyektif seperti :
- keadaan atau lemah badan dari orang yang akan mendaki
- pengetahuan dan pengalaman yang kurang merupakan unsur-unsur yang lebih rumit.
Dorongan
hati untuk pegang peranan dan penyakit ingin dihormati oleh sesama orang, untuk
menggantikan prestasi orang lain, membuat orang menjadi buta dan akan memiliki
nasib yang tidak baik dipegunungan. Orang yang menderita tekanan jiwa, tidak
boleh mendaki gunung. Perjalanan ke gunung yang sunyi dapat menimbulkan
keajaiban.
a. Batu yang jatuh dari gunung, merupakan
ancaman bahaya besar.
Hembusan angin yang kuat, hujan angin, menyebabkan batu-batu tersebut
berjatuhan. Juga orang dan binatang, dapat menyebabkan batu-batu berjatuhan. Pada
masa sekarang ini dimana banyak perjalanan dilakukan di pegunungan, batu-batu
yang berjatuhan, disebabkan oleh pendaki gunung yang kurang hati-hati,
merupakan salah satu bahaya yang terpenting di pegunungan. Pada batu karang
yang banyak mengandung batu-batu lepas, merupakan bahaya yang lebih besar dari
pada batu karang yang mengandung batu-batu tetap. Puing-puing yang banyak pada
batu karang dan parit-parit yang sempit serta dalam, merupakan saksi dari
batu-batu yang jatuh. Karena batu-batu yang jatuh itu disebabkan oleh belahan,
parit-parit yang sempit dan dalam di tempat-tempat dan dalam di tempat-tempat
tertentu, maka di tempat tersebut terjadilah bahaya yang lebih besar.
b. Apa yang kita kerjakan kalau ada petir?
Tempat-tempat khusus yang berbahaya bagi petir adalah :Tempat-tempat yang
menonjol sperti : puncak, salib pada gunung, batu karang yang menonjol,
pohon-pohonan, sungai-sungai. Batu karang pada umumnya lebih berbahaya daripada
salju. Pada cuaca buruk, segera tinggalkan tempat-tempat tersebut.
Segi tiga pada batu karang.
Perlindungan yang terbaik dari sambaran petir ialah : mengurungkan untuk
berjalan atau lebih awal pulang.
Cuaca buruk jarang datang pada siang hari atau pada pagi hari. Pada waktu
ada petir segera jongkok, duduk di atas tanah atau duduk diatas ransel atau
tali yang sedang digulungkan dan menunggu sampai petir hilang.
Jangan sekali-kali bersembunyi dalam gua, imbang/bersender pada dinding.
Tempat-tempat itu sangat berbahaya, karena tanah yang meledak dan emosi.
Kran air, kawat baja dan kawat berduri jangan sampai di sambar petir. Meskipun
itu tidak secara langsung menarik logam, tetapi mengalirkan listrik (penghantar
yang baik).
c.
K a b u t
Kabut menimbulkan persoalan pada waktu kita mencari keterangan tentang
tempat yang akan kita datangi. Kita harus membawa peta, kompas, meteran untuk
mengukur tekanan udara. Pada waktu ada kabut tebal, kita harus percaya pada
alat-alat kita itu.
d.
Udara mendadak menjadi buruk
Keadaan udara yang mendadak menjadi buruk di pegunungan, harus mendapat
perhatian yang serius. Pada perjalanan yang berat, kita mengambil resiko
(kesempatan yang berbahaya) tentang udara yang mendadak menjadi buruk. Untuk
perjalanan semacam itu, sebaiknya, menunggu cuaca yang baik.
Menunggu yang sabar, pada waktu pulang, keberanian, kewaspadaan dan
perasaan bertanggung jawab, merupakan syarat bagi pendaki gunung.
Tanpa pertimbangan, begitu saja melakukan perjalanan,
tidak lain hanya merupakan kebodohan saja. Barang siapa tidak mengenal bahaya,
akan mejadi berani
Tidak ada komentar:
Posting Komentar